Seorang ayah idaman sudah semestinya memikirkan masa depan
anak dg berinvestasi. Investasi bukan hanya dg tabungan dan rumah yang nyaman,
melainkan dengan membina anak menjadi pribadi yang sholeh/sholehah.
Namun, ada sebagian ayah yang mengalami kesulitan dalam mewujudkan
hal tersebut. Sebab, terkadang di antara mereka ada sekat yang membatasi
keakraban ayah dan anak. Sehingga apa yang disampaikan ayah pada anak jadi tidak
efektif.
Zaman sekarang sosok ayah yang “ditakuti” tidak berlaku lagi. Sekat wibawa yang berlebihan harus dilebur agar hubungan ayah
dan anak menjadi lebih menyenangkan. Agar ayah bisa menjadi teman bagi si kecil, maka dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. 1. Sebisa mungkin ayah mampu memberi teladan kepada
anak, karena anak akan mengikutinya hingga ia dewasa.
2. Jika ayah melakukan kesalahan, jangan gengsi atau
malu untuk mengakui kesalahannya di hadapan anak. Karena anak akan menghargai ayah yg mau
mengakui kesalahannya, shg mereka pun mau jujur mengakui kesalahannya.
3. Hindari kesan “diktator” pada pada diri ayah,
ayah yang mau mendengarkan pendapat anak lebih berarti di mata anak. Kemauan utk mendengarkan pendapat anak,
dapat membentuk rasa percaya diri pada anak.
4. Sebisa mungkin ayah terlibat dalam permainan
anak. Kedekatan ayah dan anak dapat diciptakan melalui
permainan. Permainan dapat menyetarakan kedudukan antara
anak dan ayah. Dalam permainan bisa muncul humor-humor segar yang
dapat meleburkan kekakuan. Hal tersebut akan menjadi goresan kenangan
manis yang tak terlupakan.
5. Bagi anak, ayah adalah sosok bersemangat dan dapat
menularkan semangat kepada anak-anaknya.
Semangat ya Ayah.. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar